Pabrikan Motor Itali VS Jepang


ITALY vs JEPANG …


Apakah kualitas motor buatan Jepang lebih buruk daripada motor buatan Italy? Sehingga produsen utama Italy seperti Ducati dan Aprilia berhak memasang harga dua kali lipat lebih mahal dibanding produk serupa yang dibuat oleh produsen Jepang? Terus terang saja, anggapan motor Italy lebih bagus dari buatan Jepang itu betul betul salah …
Anggapan demikian bakal menjadi hal yang lumrah apabila keluar dari pemilik motor Jepang, tapi anehnya anggapan tadi keluar dari pemilik motor Italy itu sendiri … Lho???

aktor Kualitas dan Reabilitas    Jepang 2 : Italy 0
Oke, kalau kita ngebahas masalah kualitas buatan tentu saja yang namanya harga biasanya nggak bakal bohong. Detail motor buatan Italy sedikit lebih baik dibanding buatan Jepang. Hal ini bukan menjadi nilai plus buat motor buatan Italy namun sudah menjadi keharusan buat mereka membuat hal yang demikian, kenapa? Dengan mematok harga yang dua kali lipat lebih mahal tentu saja mereka memberi alesan bahwa produk mereka adalah rakitan tangan tanpa bantuan mesin. Jadi istilahnya yang namanya hand made  pasti lebih baik dari pada buatan mesin.
Jika membahas reabilitas, jangan ditanya deh! Oli mesin ngerembes pada motor baru, hanya karena si motor tidak dipakai selama setengah bulan, apakah hal yang demikian pernah terjadi pada motor buatan Jepang? kayaknya sih gak mungkin terjadi, kecuali motor tersebut habis masuk jurang! Tapi hal tersebut sangat lumrah buat motor buatan Italy bahkan untuk varian Monster sekalipun, yang dianggap sebagai motor paling reliable diantara produk Ducati lainya. Itu baru yang pertama, masalah kemacetan lalu lintas  juga menjadi nilai minus tambahan buat produk Italy. Pernah lihat Kawasaki Ninja RR mogok hanya karena overheat?  Kebalikanya, buat motor buatan Italy malah dianjurkan untuk mematikan mesin apabila sedang terjebak di kemacetan untuk menghindari overheat, tak peduli dia memiliki radiator sebesar papan karambol! Sialnya sistem hidup - mati mesin demi menghindari overheat ini berimbas pada aki motor yang menjadi cepat soak. Karena umumnya motor italy tidak punya kick starter jadi begitu aki soak, maka si pengemudi harus bergaya seperti Valentino Rossi yang mendorong - dorong motornya setelah terjatuh hanya untuk menghidupkan mesin … hiks! 

Penampilan dan Performa   Jepang 2 : Italy 2
Untuk dua faktor ini bolehlah kita mengacungkan jempol untuk motor Italy. Penampilan mereka memang jauh lebih gagah dibanding motor buatan jepang yang sekelas. Coba aja bandingin Honda NSR SP vs Cagiva Mito atau Kawasaki Ninja 150 RR vs Aprilia RS 125 tentu berbeda jauh bukan? Tidak lain karena untuk urusan fitur motor buatan negeri spageti ini tidaklah pelit. Suspensi upside-down, sasis deltabox alumunium dan ban ukuran besar sudah menjadi standar, meskipun ini juga terkait dengan standar keamanan eropa yang sangat ketat.
Pernah lihat balapan indonesian road-race di sentul pada awal tahun 2000an? Waktu itu pesertanya menggunakan Kawasaki Ninja KRR yang di korek abis dan memakai full racing kit ditambah pembalap kenamaan, Yamaha TZM dengan kondisi sama persis dengan KRR cuma bedanya jokinya lebih beken lagi. Mereka melawan pasukan merah Cagiva Mito yang hanya dilengkapi velg almunium dan karburator dell orto 28mm. Meski hanya 125cc dan diperkuat pembalap seadanya tapi mereka mampu menghabisi pasukan Jepang tanpa ampun. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tenaga dan torsi mesin standar motor sport buatan italy hampir 20% lebih besar dari motor buatan Jepang, teknologi sasis mereka pun  lebih mumpuni jadi tidak heran hal yang sama terjadi di sirkuit.

Value For Money dan Jaringan 3 S    Jepang  4  : Italy  2
Untuk yang satu ini, silahkan lihat sendiri di jalanan. Dan jawabanya pun langsung ketemu, Kalo motor Italy itu tidak laku karena harga mereka yang terlalu mahal dan jaringan 3 S mereka yang amburadul. Tidak perlu kuatir, bahkan di Eropa pun hal yang sama berlaku. Yang lebih ironis lagi adalah motor yang beredar di Italy sendiri adalah 60 Persen merupakan motor buatan Jepang. Di Indonesia sih hal biasa, kalau namanya motor buatan Italy sampe ngalamin kerusakan mesin, minimal setengah bulan tu motor bakalan nganggur, gak peduli merk tersebut di dukung ATPM atau tidak, tapi itu faktanya sih.   Apakah hal yang sama terjadi sama buatan Jepang? hmm belum pernah tuh rasanya ngedenger hal yang seperti itu terjadi kalau pun ada pasti sudah rame di beritakan di media peliput dunia otomotif.   

Kesimpulannya adalah …

Konsumen motor Jepang umumnya lebih bijak dalam memilih produk, meskipun pilihanya adalah motor yang memiliki Value for Money paling rendah diantara jajaran produk Jepang, Tetapi pilihannya lebih baik dibanding produk buatan Italy. Bagi pengguna motor Italy, mereka sebenarnya lebih memiliki ikatan emosi tersendiri dengan Produk buatan Italy. Mengesampingkan segala macam faktor, passion for the brand lah yang mereka kejar, karena ibarat sebuah karya seni buatan manusia, “kecacatan merupakan bagian dari perasaan, dan dengan persaanlah yang membedakan manusia dengan mesin”